
Hanya dalam sebulan (November-Desember 2015) jajaran Subdit Ranmor, Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil memburu 101 mobil curian. Jumlah tersebut cukup fantastis, dapat disimpulkan pula bahwa Jabodetabek masih menjadi wilayah favorit para pelaku curanmor.
Menariknya lagi, modus yang digunakan masih konvensional dengan melumpuhkan alarm dan merusak kunci pakai letter T. Namun setelah berhasil masuk, para pelaku juga piawai melumpuhkan GPS tracker dengan cara mengakali. Info yang dirilis oleh Subditranmor Polda Metro Jaya, bahwa pelaku menggunakan rekayasa teknologi untuk memanipulasi sinyal GPS tracker.
Dalam gelar barang bukti 101 mobil curian di Mapolda Metro Jaya (6-8/12) terungkap modus baru dengan mengakali GPS tracker. “Ada tiga modus yang kami temukan. Pertama adalah menggunakan alat jamming sinyal, kedua pakai sinyal detektor untuk menemukan modul GPS tracker untuk dilumpuhkan, ketiga adalah hacking GPS tracker untuk menemukan lokasi mobil yang diincar,” sebut Kompol Budi Hermanto, Kasubdit VI Ranmor, Ditreskrimum Polda Metro Jaya (8/12)
“Saya masih belum tahu, mengapa bisa datanya bocor dan terlacak atau di-hack oleh pelaku,” lanjut Kompol Budi. Faktanya, para maling berkerja layaknya sindikat yang profesional. Artinya dicurigai mereka berkerjasama dengan produsen hingga vendor GPS tracker.
“Memang kami mencurigai adanya sindikasi yang melibatkan produsen hingga pemasang (mekanik/bengkel/toko) GPS tracker. Kita masih dalami modus ini,” tegas Kompol Budi Hermanto, Kasubdit VI Ranmor, Ditreskrimum Polda Mtero Jaya.
Faktanya, para maling berkerja layaknya sindikat yang profesional. Artinya dicurigai mereka berkerjasama dengan produsen hingga vendor GPS tracker. “Memang kami mencurigai adanya sindikasi yang melibatkan produsen hingga pemasang (mekanik/bengkel/toko) GPS tracker. Kita masih dalami modus ini,” tegas Kompol Budi Hermanto, Kasubdit VI Ranmor, Ditreskrimum Polda Mtero Jaya.
Analisa ini tentu beralasan mengingat data serta sources kendaraan semestinya hanya bisa diakses oleh pemilik kendaraan, kalaupun ada yang tahu, maka oknum tersebut adalah perusahaan atau vendor dari GPS tracker.
Ade Habibie, Direktur Distribusi dan Public Relation PT Super Spring pun menjelaskan, pilihlah GPS Tracker yang menggunakan hanya satu provider dan memakai Access Point Name (APN) sendiri, sehingga akan lebih aman, dan berhubungan dengan pengiriman interval data.
Pastikan juga GPS yang dipilih memiliki tracking sistem yang lengkap, tidak hanya memantau rute atau melacak kendaraan saja tapi juga sadap suara, kecepatan, tombol darurat, dan fitur matikan mesin jarak jauh.
Masih menurutnya lihat juga profil perusahaan GPS Tracker karena berhubungan dengan Standard Operating Procedure (SOP) ketika mengakses APN. Biasanya, GPS Tracker yang bagus akan ada pertanyaan khusus ketika ingin mengetahui akses yang berhubungan dengan sebuah kendaraan.
”Selanjutnya, lihat harga GPS. Memang tidak bisa diukur secara material, namun istilah ada harga ada kualitas sangat mempengaruhi kualitas GPS tracker,” sambung Habibie.
Note: HTML is not translated!